Thursday, 10 July 2025

JURNAL PEMBELAJARAN (Mella Yunati) PPG 2025 “PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)” ( SCHOOL WELL BEING)

 

                             JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 2   

                             “PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)”

 

“SCHOOL WELL BEING”

 

 


 

 

 

 

Disusun Oleh:

 

 

 

Mella Yunati, S.Pd., M.Pd

Bidang Studi PPG BAHASA INDONESIA

NPK 6951330016075

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2025


  PENERAPAN SCHOOL WELL-BEING

PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

 

A.  PENGERTIAN SCHOOL WELL BEING

School well-being merupakan suatu kondisi siswa di mana dia merasa aman dan nyaman di sekolah. Kondisi ini mencakup keseluruhan aspek pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosional, serta hubungan baik sesama yang dapat berupa  kebutuhan dasar siswa, baik secara fisik, sosial, emosional, kognitif, maupun psikologis. Hal tersebut memungkinkan setiap siswa dapat berkembang secara optimal, baik secara akademik maupun secara non-akademik.

B.  ASPEK-ASPEK SCHOOL WELL BEING

 

Empat dimensi school well-being sebagai berikut.

1.  Having (situasi sekolah)

Aspek ini berkaitan dengan bagaimana individu melihat dan merasakan keadaan sekolah.

Aspek ini meliputi:

a.      Lingkungan fisik sekolah

b.     Kondisi pembelajaran

c.      Sarana dan prasarana sekolah

 

2.  Loving (Hubungan Sosial)

Aspek ini berkaitan dengan interaksi sosial di sekolah, baik antara siswa dan guru maupun antara siswa dan siswa.

Aspek ini meliputi:

a.      Hubungan yang positif dan suportif antar guru-siswa

b.     Iklim sekolah yang kondusif

c.      Dukungan teman sebaya

d.     Kerjasama antar pihak sekolah-orang tua

 

3.  Being (Pemenuhan Diri)

Aspek ini berkaitan dengan kemungkinan siswa untuk berkembang, mencapai potensi terbaik mereka, dan memiliki tujuan di sekolah.

Aspek ini meliputi:

a.      Kesempatan untuk belajar dan mengembangkan minat bakat siswa

b.     Partisipasi dalam pengambilan keputusan di sekolah

c.      Pengembangan keterampilan sosial-emosional

d.     Perasaan dihargai dan didukung di sekolah.

 

4.  Health (Kesehatan)

Aspek ini mengacu pada kesehatan fisik serta mental guru dan siswa. Dalam hal ini, kebahagiaan dan kesejahteraan siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek di sekolah, termasuk orientasi pendidikan, rencana pembelajaran, budaya sekolah, infrastruktur, fasilitas, kondisi kelas, bantuan guru, serta manajemen sekolah. Siswa merasa lebih bahagia dan termotivasi jika sekolahnya memiliki lingkungan yang bersih dan menyenangkan. Mereka juga harus sehat secara lahir-batin untuk membuat lingkungan belajar yang sehat.

 

C.  DIMENSI SCHOLL WELL BEING

 

1.   Pandangan dan perasaan positif terhadap lingkungan sekolah secara keseluruhan dari siswa dan guru

     Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal ini tercermin pada keharmonisan sikap antara guru-pimpinan, guru-siswa serta rekan sejawat. Guru merasa dihargai oleh rekan sejawat dan pimpinan sekolah, serta memiliki kepuasan dalam menjalankan tugasnya di lingkungan sekolah.

 

2.   Siswa memiliki konsep diri yang positif dalam hal akademik sehingga termotivasi untuk berprestasi

Saat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, siswa percaya diri dalam menyelesaikan berbagai soal. Kepercayaan diri ini tumbuh berkat pendekatan pembelajaran guru yang aktif dan terbuka.

 

3. Guru dan siswa menikmati aktivitas sekolah

Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan metode yang bervariasi, menyenangkan sehingga membuat pelajaran menjadi menarik dan bermakna bagi siswa.

4. Guru dan siswa bebas dari kecemasan untuk pergi bersekolah

Lingkungan sekolah yang aman, bersih, dan tertib mendukung kenyamanan belajar. Hal ini membuat siswa dan guru datang ke sekolah tanpa rasa tertekan dan takut.

 

5. Guru dan peserta bebas dari berbagai keluhan mengenai kondisi sekolah

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat guna menjadikan sekolah benar-benar dapat dikatakan sebagai sekolah. Artinya sesuai dengan SOP.

6. Tidak ada masalah/konflik yang berat di sekolah.

Tentunya jika terjadi konflik maka akan diselesaikan secara kekeluargaan. Hubungan yang baik selalu dimulai dari komunikasi yang sehat.

 

D.  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SCHOOL WELL-BEING

1.     Stress Guru

Stress yang dialami guru, terutama guru Bahasa Indonesia, seperti beban administrasi, tuntutan capaian kurikulum, atau kurangnya dukungan fasilitas, akan sangat berdampak pada suasana kelas. Ketika guru merasa tertekan, energi positif dalam pembelajaran berkurang. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki manajemen stress yang baik, agar tetap bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

 

2.     Potensi atau Kemampuan Dan Motivasi Siswa

Tingkat kemampuan setiap siswa tentunya berbeda. Perlunya motivasi belajar dari guru untuk matematika mempengaruhi dinamika kelas. Guru perlu menyusun strategi yang adaptif agar siswa dengan kemampuan rendah tidak merasa tertinggal, dan siswa yang lebih mahir tetap merasa tertantang. Memberikan mereka tugas yang sesuai kemampuan mereka akan mendorong minat belajar mereka.

 

3.     Kondisi Sosial Emosional Siswa dan Guru

Kecakapan dalam memahami, mengenali dan mengelola emosi sangatlah penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena siswa sering merasa malu, takut salah, atau tidak percaya diri saat menyelesaikan tugas yang diberikan. Guru yang mampu menciptakan zona aman secara emosional mampu memberikan dukungan verbal terhadap perasaan siswa, sehingga dapat membantu meningkatkan keberanian, empati, dan kenyamanan siswa dalam belajar.

 

E.  MANFAAT SCHOOL WELL BEING

Manfaat yang didapatkan dalam menerapkan shcool well being, yaitu :

1.    Peningkatan kesehatan mental dan fisik

2.    Motivasi belajar lebih tinggi

3.    Kemampuan beradaptasi yang baik

4.    Peningkatan prestasi akademik

5.    Lingkungan belajar yang positif

6.    Pengembangan karakter yang positif

7.    Pencegahan masalah prilaku ,seperti bullying

8.    Persiapan untuk masa depan

 

F.   REFLEKSI

School well being merupakan suatu kondisi yang sangat menguntungkan bagi semua pihak. Lingkungan sekolah yang sehat, serta suportif dapat membantu siswa dalam mencapai potensi maksimalnya. Penerapan rancangan di kelas tentunya siswa sangat antusias ketika terlibat aktif pada setiap kegiatan. Mereka berhasil beradaptasi dengan lingkungan di sekeliling mereka. Mereka mulai menunjukkan peningkatan kesadaran sosial dan empati dari kegiatan yang saya lakukan. Kemudian, dengan adanya aksi ini, saya lebih mengetahui bahwa dalam proses belajar-mengajar sangat penting untuk menguasai emosi sehingga dalam memberikan materi, siswa tidak mengalami stres. dan mengetahui pentingnya bahwa school well being dalam mempengaruhi prestasi akademik, motivasi dan kualitas hidup siswa.

JURNAL PEMBELAJARAN (Mella Yunati) PPG 2025 “PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)” ( SCHOOL WELL BEING) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: melati

3 comments

Tulisannya bagus sekalii. Pembahasan tentang school well-being disampaikan dengan ringan tapi tetap bermakna. Memang penting menciptakan lingkungan sekolah yang membuat siswa merasa aman, nyaman, dan dihargai. Semoga semakin banyak guru yang peduli dan menerapkannya, ya 💛

Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan dalam menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dengan fokus pada School Well-Being. Pendekatan yang Anda gunakan menunjukkan pemahaman yang baik bahwa kesejahteraan sekolah tidak hanya bergantung pada aspek akademik, tetapi juga pada kesehatan emosional dan relasi positif antarwarga sekolah. Saya melihat bahwa Anda telah mampu membangun lingkungan belajar yang lebih suportif, inklusif, dan penuh empati. Ke depan, mungkin bisa lebih dikuatkan lagi pada pelibatan aktif peserta didik dalam merancang kegiatan yang meningkatkan well-being di sekolah, sehingga mereka merasa lebih memiliki dan terlibat secara emosional. Terus semangat dan terinspirasi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih sehat secara holistik!”

Tulisan ini sangat bermanfaat dan sangat perlu untuk diterapkan di dalam lingkungan sekolah. Mantapp deh 👍

 

Top