Unsyiah,
pedang yang tak akan tumpul
Sejarah Unsyiah
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) adalah
perguruan tinggi negeri tertua di Aceh. Berdiri pada tanggal 2 September 1961 dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 tahun 1961,
tanggal 21 Juli 1961. Pendirian Unsyiah dikukuhkan dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia, nomor 161 tahun 1962, tanggal 24 April 1962 di Kopelma
Darussalam, Banda Aceh. Unsyiah berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh dengan
kampus utama terletak di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda
Aceh. Saat ini, Unsyiah memiliki lebih dari 30.000 orang mahasiswa yang
menuntut ilmu di 12 Fakultas dan Program Paska Sarjana.
Sumber: http://unsyiah.ac.id/profil/sejarah.
Makna
Logo Unsyiah
Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah) mempunyai lambang resmi dalam bentuk Bungong Seuleupok
(Bunga Teratai) yang sedang mekar. Bungong Seuleupok tersebut berwarna kuning
emas yang terdiri dari 5 (lima) lembar mahkota bunga yang ujung-ujungnya
membentuk segi lima sama sisi dan di antara lembar-lembar mahkota bunga
tersebut terdapat sehelai kelopak bunga. Di dalam lambang tersebut terdapat
gambar Tugu Kopelma Darussalam yang berwarna putih dan tulisan Universitas Syiah
Kuala yang berwarna hitam dalam bentuk kubah. Tulisan nama universitas tersebut
berada di dalam lambang.
Arti dari masing-masing komponen dalam
lambang Unsyiah adalah sebagai berikut:
Lembar Mahkota, Lima lembar mahkota Bungong Seuleupok melambangkan Pancasila sebagai falsafah dan asas negara Republik Indonesia sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Bungong Seuleupok
dengan mahkota terkembang melambangkan kemurnian, semangat serta keinginan kuat
untuk bersatu dan bekerja sama. Tugu
Kopelma Darussalam melambangkan kemerdekaan, perdamaian, persatuan, dan
kesatuan bangsa.
Kubah melambangkan asas
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Mata
Dunia
Siapa yang tidak mengenal Unsyiah? Sejak dulu,
hingga kini harum namanya masih dikenang di hati kita, terutama Aceh karena
Unsyiah merupakan kampus tertua di Aceh. Jika kita membuka kembali lembar
sejarah yang telah usang, unsyiah masih mengkibarkan sayapnya. Unsyiah telah
melalui beberapa dekade waktu lama untuk terus maju menghasilkan benih-benih penerus
bangsa yang nantinya akan membawa bangsa ini menuju puncak kejayaannya kembali.
Sehingga kelak, Indonesia tidak lagi dikenal dengan negara yang berkembang,
tetapi menjadi negara yang maju. Baik itu dari segi pendidikannya, maupun dari segi
perekonominannya.
Di usianya yang tak lagi muda, unsyiah masih
memberikan kontribusi penting bagi pendidikan kita semua. Tidak hanya
masyarakat Aceh yang berlomba-lomba untuk dapat menikmati hangatnya dunia
perguruan tinggi, tetapi juga dari masyarakat dari luar daerah, luar kota,
bahkan manca negara. Tak heran jika kita saksikan membludaknya peserta ujian
SNMPTN, SBMPTN, UMB, dll. Mereka berupaya semaksimal mungkin untuk
memperebutkan satu bangku perguruan tinggi tersebut. Tak heran jika banyak
peserta yang rela mati-matian belajar secara intensif siang malam. Hal tersebut menandakan bahwa
untuk masuk ke Unsyiah tidaklah mudah. Hanya orang-orang yang benar-benar mau
dan ingin, maka ia bisa merasakannya.
Di
usianya yang kini menua, unsyiah tak sulut langkah untuk mengibarkan sayapnya.
Ia terus mencari inovasi-inovasi terbaru, dosen-dosen yang berkompeten,
peralatan yang canggih, fasilitas lab yang lengkap, dan fasilitas penunjang
lainnya yang dianggap penting untuk mendukung proses pembelajarannya. Tidak
hanya itu, Unsyiah juga memiliki perpustakaan Unsyiah Integrated
Library Information System (UILIS) yang dilengkapi dengan jurnal ilmiah terbaru
dari luar maupun dalam negeri yang dapat diakses secara gratis. Bagi kalian
yang ingin mencari rujukan karya tulis kalian, kalian dapat mengaksesnya di http://uilis.unsyiah.ac.id/
Dengan segala jerih payahnya, Unsyiah kembali mencuri mata dunia sejak
terpilih menjadi kampus terbaik urutan ke empat se-Indonesia.