I/ Lama telah redup lampu Dalam bayang kerdip kunang mengintari jemari Ku nikmati itu II/ Tak ada yang kutakuti Bunyi jangk...
Home / Archives for 2014
Monday, 29 December 2014
Dilema oktober
Posted by
melati
at
19:29
I Kini aku seumpama batu Yang kau ukir tepat dimana aku bermula Pada suatu ketika Dengan wujud tak kuasa II Kini kau tanya...
Tanpa bayaran hari
Posted by
melati
at
19:26
I/ Katamu berderak tak patah ujung Ketika daun-daun luruh di padang sahara Seperti takdir tertancap pada halaman Gemulai lekuk...
Amuk desember
Posted by
melati
at
19:24
I/ Malam-malam telah rapuh Ia mengombak tanpa suara Dan engkau Mewariskan hujan Menumbuhkan padi Dalam petakmu. II/ Seme...
Tanya : desember
Posted by
melati
at
19:22
Dan bunga-bunga pun menua Putih memandang setia Sampai senja habis Memamah pesan rahasia Banda aceh, 2 des 2014
Thursday, 4 December 2014
Menanti kehidupan
Posted by
melati
at
16:47
Keramaian menarikku ke dalam alammu Yang sukar ku terka Kerekam semua lekuk jalan Beranjak ku tinggalkan Kucari simpul derita dan kupepa...
Genggam
Posted by
melati
at
16:45
Kembali kutukar hidupku Dalam secarik kertas pada kening malam Kutiarapkan bersama sujud Saat nadi masih seirama dengan nafasku Bagai de...
Untuk hidup yang kau rampas
Posted by
melati
at
16:42
Untuk hidup yang kau rampas Dan kemerdekaan yang kau janjikan Demi bangsaku Telah mati Tanpa peti yang kau kemas rapi Untuk kami Untuk...
Bala
Posted by
melati
at
16:38
Gelombang telah bertepi Di ujung jemari desaku Kulihat awan menitip sabda Tentang petir Yang akan menghantam Ribuan mata melalak Mengi...
Maujud jerit
Posted by
melati
at
16:36
Dengan pohon kau berbagi lirik Atau dengab kerang kau berbagi bunyi Tentang desing kelenting kaleng Berteriak meratap lapar Telah ku hap...
Kabut september
Posted by
melati
at
16:33
Dalam lengkung kabut Mataku berziarah ke bumantara Ku hitung kabut yang berhimpun Tentang apa di balik kabut Tantakan alam sebagai saksi...
Monday, 17 November 2014
TAKDIR TANAH SEPI
Posted by
melati
at
06:59
I/ Kuterawangi mimpi Di pelupuk maghrib Kucari pena Menulis selembar kesaksian Dalam sajak Tentang sepasang sepi Yang me...
Sunday, 19 October 2014
Hutan september
Posted by
melati
at
05:13
Dimana hari-hari jelma hayal Di pelupuk asar yang pelan Tentang tanah yang mengadu Pada alamnya Tentang kerontang landa September luka ...
Musim
Posted by
melati
at
05:09
Tuah muda nelayan renta Bersetia pada laut dan jala Dinahkodakan sekocinya separuh jaga "Perhatika setir yang menggulir" Dia d...
Saturday, 11 October 2014
Isak
Posted by
melati
at
03:35
Hai, Kusapa kau yang tepat di pandanganku Apakabarmu? Lama tak bersua Aku lupa Apakah kita saling mengenal Aa, aku ingat Dulunya kita...
Friday, 10 October 2014
Mimpi
Posted by
melati
at
01:10
Ceritakan padaku Apa mimpimu Seperti apa Dan kau telah memilih mimpimu Gambarkan pada kanvas semesta Agar mereka tau Bahwa kamu berani...
Thursday, 9 October 2014
Sebatas pencarian
Posted by
melati
at
21:23
Raut wajahmu tumpul sudah kini Penat rasa didada, aku tau Kepada siapa kau titip perantara cinta Para saudagar muda Yang telah mematikan...
Musim yang tak bertepi
Posted by
melati
at
21:19
Maka akan ku tundukkan langit dalam payung dunia Ia nya kah engkau saat ku tenggelamkan purnama Jemariku telah tersangkut pada karang yang...
Tuesday, 23 September 2014
Hakikat diri
Posted by
melati
at
00:48
Ku dengar nama Tuhan yang kau teriakan di balik tirai merahmu Senafas dengan bacaan yang kau lantunkan Senandung merindu atau mengadu...
Pelindung sejati
Posted by
melati
at
00:46
I/ Taukah kau aku adalah terpal Yang singgah di bawah telapak kakimu II/ Sempat kutindih pasir dalam rangkak telusurimu S...
Sepasang sepi
Posted by
melati
at
00:45
I/ Ku terawangi mimpi Di pelupuk maghrib Ku cari pena Kutulis selembar kesaksian Dalam sajak Tentang sepasang sepi Yang mer...
Kusebut Ini Alegori Rindu
Posted by
melati
at
00:44
I/ Langit masih mendung, ketika pelangi hadir. Tepat pukul 9:45 di musim hujan, saat kunantikan sibisu pulang. II/ Lewat kabut...
Monday, 15 September 2014
prima
Posted by
melati
at
22:04
Dalam eksentrik waktu Kurebahkan peranti Yang bertahana ingin Meraup benih-benih ruap Yang menyendat melengahkan Melintasi ...
Cangkir
Posted by
melati
at
21:53
mulanya dikau dari serpihan zarah wujudmu yang ku permak oleh mahirku hingga kau hidup dalam garis terang peradaban waktu yang k...
Subscribe to:
Posts (Atom)