JURNAL
PEMBELAJARAN
Pembelajaran
Mendalam dan Asesmen (Umum)
Prinsip
Understanding by Design (UbD)
Kelas
XI Fase F
MAN
2 Banda Aceh
Oleh
Mella
Yunati, S.Pd., M.Pd
NPK: 6951330016075
PPG
BAGI GURU TERTENTU 2025
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
Pembelajaran
Understanding by Design (UbD)
UbD merupakan suatu pendekatan dalam
merencanakan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam siswa
terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Understanding by Design (UbD) atau
dikenal dengan sebutan Backward Design merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang dipelopori oleh tokoh pendidikan Grant Wiggins dan Jay
McTighe (2005). Pendekatan ini menekankan pada perencanaan dan menentukan
scenario pembelajaran dilalui dengan menentukan dan menetapkan hasil belajar
yang ingin dicapai dan diperoleh terlebih dahulu. Understanding by Design dalam
pengembangan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mempermudah dalam merancang
proses pembelajaran.
Berikut Langkah-langkah pembelajaran
dengan prinsip Understanding by Design
1.
Menentukan
tujuan pembelajaran.
· Komponen tujuan
pembelajaran dapat memuat tiga aspek, yaitu kompetensi, konten dan variasi.
· Urutan dalam
membuat tujuan pembelajaran, yaitu karakteristik mapel, konsep/topik,
karakteristik siswa, dan konteks lingkungan pembelajaran.
· Terdapat dua
komponen utama tujuan pembelajaran, yaitu kompetensi dan ruang lingkup materi.
· Cara merumuskan
tujuan pembelajaran, yaitu rumuskan tujuan pembelajaran langsung berdasarkan
CP/ melakukan analisis kompetensi dan lingkup materi pada CP/ lintas elemen
pada CP.
Atau
bisa juga dengan menggali kata kunci pada CP, gunakan pendekatan teori
taksonomi bloom/ tigne dan wiggins (enam bentuk pemahaman), dan Marzano (tiga
system domain).
2. Menentukan
bentuk asesmen pembelajaran
· Asesmen as
learning (proses pembelajaran), asesmen for learning (perbaikan pembelajaran),
dan asesmen of learning (akhir pembelajaran)
· Terdapat tiga
jenis pendekatan asesmen, yaitu asesmen diagnostic (awal pembelajaran), asesmen
formatif (proses ‘penilaian diri’, ‘penilaian antarteman’, ‘refleksi
metakognitif’, dan asesmen sumatif (evaluasi akhir).
· Teknik atau metode
asesmen, yaitu Teknik observasi, asesmen performa, tes tulis/lisan.
· Format asesmen (1)
instrument, yaitu rubrik, (2) instrument chek list, (3) instrument catatan
anecdotal, yaitu observasi murid, (4) observasi.
Pendekatan UbD berlandaskan pada
prinsip-prinsip (Wiggins dan Jay McTighe, 2005), yaitu: 1. Merupakan
perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru sebagai bagian dari tugasnya.
2. Merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa memaknai belajar melalui
konsep-konsep utama. 3. Mendorong siswa memaknai pembelajaran secara mandiri
melalui bukti kinerja otentik. 4. Perencanaan pembelajaran yang efektif yang
dimulai guru menentukan capaian atau tujuan pembelajaran yang dicapai oleh siswa.
5. Guru membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tidak hanya mengajar, guru
harus memastikan pembelajaran terjadi dan bermakna bagi siswa. 6. Refleksi
berkala terhadap bagaimana pembelajaran dilakukan merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas dan pembelajaran yang efektif bagi siswa. 7. UbD
merefleksikan peningkatan yang berkelanjutan untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif bagi siswa.
Ada tiga langkah utama yang perlu
dilakukan dalam merencanakan pembelajaran dengan prinsip UbD, yaitu menentukan
tujuan pembelajaran, menentukan asesmen pembelajaran, dan merancang aktivitas
pembelajaran (Grant Wiggins dan Jay McTighe, 2005).
Rancangan
Pembelajaran
Menggunakan
Prinsip Understanding by Design (UbD) untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
INFORMASI
UMUM
A. IDENTITAS
MODUL
Nama Penyusun : Mella Yunati,
S.Pd., M.Pd
Satuan Pendidikan : MAN 2 Banda Aceh
Kelas / Fase : XI (Sebelas) - F
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pembelajaran 1 : Menemukan
Tema dan Pesan Dalam Cerpen yang Menginspirasikan Penggubahan Puisi
Alokasi Waktu : 3 JP (45 x3)
Tahun Ajaran : 2024/2025
B. KOMPETENSI AWAL
Guru menggali pengetahuan siswa mengenai puisi yang ditransformasi dari
karya sastra lain, yakni cerpen.
C. PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Beriman, bernalar
kritis, dan kreatif
D. SARANA DAN PRASARANA
1. Gawai 4. Buku Teks 7. Handout materi
(PPT)
2. Laptop 5. White Board
8.
Proyektor
3. Internet 6. LKPD
9. Sumber belajar diberbagai platform
E. TARGET SISWA
Siswa mampu memahami
materi ajar.
F. MODEL
PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model
pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL)
terintegrasi prinsip Understanding By Design (UbD).
KOMPONEN
INTI |
A. TUJUAN
PEMBELAJARAN
·
Siswa menemukan tema pada puisi dan cerpen.
·
Siswa menemukan pesan pada puisi dan cerpen.
·
Siswa menjelaskan pesan puisi (secara inplisit dan eksplisit)
berdasarkan nilai terkandung didalamnya.
·
Siswa mengevaluasi persamaan dan perbedaan kedua sastra tersebut
·
Siswa metransformasikan puisi berdasarkan cerpen yang dibaca
B. PEMAHAMAN
BERMAKNA
(Pengubahan puisi dari cerpen).
-Siswa berdiskusi mengenai tema dan pesan dari kedua karya sastra
tersebut
-Siswa
berdiskusi mengenai pengubahan puisi dengan mentransformasikan cerpen melalui
tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.
C. PERTANYAAN
PEMANTIK
§
Pernahkah kalian membaca puisi?
§
Puisi apa saja yang sudah pernah
kalian baca?
§
Apakah kalian mengetahui cerpen
dengan judul yang sama?
§ Apakah kalian dapat mengenali kesamaan tema dan pesan dalam kedua
karya sastra tersebut? Sebutkan contohnya.
D. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
§ Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran secara umum
§ Guru menyampaikan penilaian hasil pembelajaran
§ Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3)
bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam
satuan pendidikan.
§ Untuk mengetahui kemampuan siswa, guru melakukan asesmen
awal. Hasil asesmen awal ini dapat digunakan untuk membagi siswa kedalam kelompok
belajarnya masing-masing melalui pembelajaran dengan prinsip Understanding By
Design (UbD).
§ Guru menjelaskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa seperti yang tertera pada indicator ketercapaian
kompetensi berdasarkan prinsip Understanding By Design (UbD).
§ Guru menyampaikan
cakupan materi secara umum pada materi puisi.
Kegiatan Inti (90 Menit)
§ Guru membuka pelajaran dengan menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
pada pelajaran 1 adalah mengubah puisi dengan mentransformasikan
cerpen melalui tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.
§ Guru menunjukkan Teks
1 cerpen “Malaikat Juga Tahu”. Guru mengingatkan
siswa agar memberi anotasi pada gagasan atau ide
pokok yang ditemukan di dalam cerpen agar memudahkan mengambil
simpulan mengenai tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.
§ Guru menjelaskan agar siswa membaca dengan artikulasi yang
jelas.
§ Guru mengamati jalannya diskusi dan memberikan pertanyaan
terkait tema dan pesan cerita pendek kepada siswa sebagai pemantik
diskusi.
§ Guru menunjukkan Teks 2 puisi “Malaikat Juga Tahu”. Guru
meminta siswa untuk membaca Teks 2 secara bergantian. Kemudian, Guru
meminta siswa bekerja secara berkelompok dengan dua orang temannya
saat berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan teks puisi
tersebut.
§ Saat siswa berdiskusi, guru mengamati jalannya diskusi dan memastikan
semua siswa aktif berpartisipasi.
§ Guru memberikan durasi menyelesaikan bacaan setiap teks dan mengingatkan
saat waktu menunjukkan lima menit sebelum berakhir.
§ Setelah waktu untuk melakukan tugas-tugas yang terkait
dengan Teks 1 dan Teks 2 dianggap cukup, guru bertindak sebagai
fasilitator untuk meminta setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
§
Siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
§ Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi
guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
§
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
§
Guru mengakhiri kegiatan belajar
dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan
berdoa.
E. ASESMEN / PENILAIAN
1. Asesmen Sebelum Pembelajaran
(Diagnostik) bentuk observasi, dilaksanakan di awal pertemuan
2. Asesmen Proses pebelajaran (Formatif),
dilaksanakan pada proses pembelajaran (bentuk presentasi dan bentuk tes
tertulis)
3. Asesmen Akhir (Sumatif), dilaksanakan
pada akhir bab
a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen: Uraian
c. Kunci Jawaban: (hanya sebagai
referensi jawaban)
Soal
1.
Tentukan
tema dan pesan dari kedua karya sastra tersebut!
2.
Sebutkan
persamaan dan perbedaan kedua karya sastra tersebut!
3.
Ubahlah
cerpen tersebut menjadi sebuah puisi!
Contoh jawaban siswa: (jawaban
ini tidak mengikat)
1.
Tema
puisi tersebut adalah…., pesan puisi tersebut adalah….
Tema cerpen tersebut
adalah…, pesan cerpen tersebut adalah…
2. Cerpen dan
puisi “Malaikat Juga Tahu” mempunyai persamaan pada judul, tema cerita dan
pesan yang disampaikan penulis. Selain itu, juga persamaan tokoh utama, yakni
“Bunda”.
Perbedaan
cerpen dan puisi “Malaikat Juga Tahu” adalah pada tipografi, sudut pandang
penulis. dan bahasa yang digunakan. Tipografi puisi menggunakan bait-bait,
sedangkan pada cerpen berupa paragraf. Sudut pandang penulis pada puisi
menggunakan sudut pandang orang pertama, sedangkan pada cerpen menggunakan
sudut pandang orang ketiga. Salah satu perbedaan bahasa adalah penggunakan aku
dan kau pada puisi. Pada cerpen, tokoh disebut sebagai orang ketiga dengan
menggunakan penyebutan Bunda dan Abang.
3….
Rubrik
Penilaian (Tema)
Aspek Penilaian |
Deskripsi Penilaian |
Skor |
|||
<40 (kurang) |
41-60 (cukup) |
61-80(baik) |
>81 (sangat baik) |
|
|
Tidak mampu mengidentifikasi tema atau hanya memberikan jawaban yang
tidak relevan |
Mampu mengidentifikasi tema, tetapi kurang tepat atau hanya
menyebutkan tema secara umum tanpa penjelasan. |
Mampu mengidentifikasi tema dengan tepat, tetapi belum mampu
menjelaskan tema tersebut secara detail atau kurang lugas. |
Mampu mengidentifikasi tema dengan tepat dan akurat, serta mampu
menjelaskan tema tersebut secara jelas dan lugas. |
|
|
Identifikasi Tema |
|
|
|
|
|
Rubrik
Penilaian (Pesan)
Aspek Penilaian |
Deskripsi Penilaian |
Skor |
|||
<40 (kurang) |
41-60 (cukup) |
61-80(baik) |
>81 (sangat baik) |
|
|
|
Tidak mampu mengidentifikasi pesan atau hanya memberikan jawaban yang
tidak relevan. |
Mampu mengidentifikasi pesan, tetapi kurang tepat atau hanya
menyebutkan pesan secara umum tanpa penjelasan. |
Mampu mengidentifikasi pesan dengan tepat, tetapi belum mampu
menjelaskan pesan tersebut secara detail atau kurang lugas |
Mampu mengidentifikasi pesan dengan tepat dan akurat, serta mampu
menjelaskan pesan tersebut secara jelas dan lugas. |
|
Identifikasi Pesan |
|
|
|
|
|
Pedoman penilaian Skor = jumlah perolehan angka seluruh
aspek
Nilai
F. PENGAYAAN
DAN REMEDIAL
Siswa dapat meningkatkan literasi dengan membaca cerpen-cerpen lain dan
mendiskusikan tema dan pesan tersebut dengan guru.
Contoh soal pengayaan:
1.
Nilai-nilai
apa saja yang terkandung dalam teks tersebut?
Contoh soal remedial:
1.
Pesan
moral yang terkandung dalam kedua teks tersebut adalah…
2.
Tema
kedua teks tersebut adalah…
3.
Ubahlah
teks tersebut menjadi sebuah puisi!
G. REFLEKSI
GURU DAN SISWA
Salah satu cara untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara guru mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
pada Pelajaran 1. Guru dapat menggunakan skala persentase ketercapaian
pembelajaran melalui pemetaan jawaban-jawaban siswa. Diharapkan ketercapaian siswa
ada pada skala 80%.
12 comments
"Melalui UbD, saya lebih mudah merancang pembelajaran Bahasa Indonesia yang fokus pada pemahaman mendalam, seperti menulis teks argumentatif atau menganalisis cerpen. Tujuan, asesmen, dan kegiatan jadi lebih selaras."
Pembelajaran dengan prinsip UbD ini tentu akan sangat menarik jika diterapkan saat PBM
"Setelah mempelajari prinsip-prinsip dalam pendekatan Understanding by Design (UbD), saya menyadari betapa pentingnya memulai perencanaan pembelajaran dari tujuan akhir (backward design). Pendekatan ini membantu saya lebih fokus pada big ideas dan pemahaman mendalam yang harus dimiliki siswa, bukan sekadar menyelesaikan materi.
Prinsip UbD juga mendorong saya untuk lebih cermat dalam merancang asesmen yang benar-benar mencerminkan pencapaian tujuan pembelajaran. Ini sangat membantu dalam merancang pembelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada transfer pengetahuan.
Dengan UbD, saya merasa proses pembelajaran menjadi lebih terstruktur, karena setiap aktivitas pembelajaran memiliki arah yang jelas dan bermuara pada tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Ke depan, saya ingin lebih konsisten menerapkan tiga tahap utama UbD: mengidentifikasi hasil yang diharapkan, menentukan bukti keberhasilan, dan merancang pengalaman belajar secara sistematis."
UbD membantu saya merancang pembelajaran dengan lebih terfokus pada tujuan akhir. Saya jadi lebih mudah menyusun asesmen dan aktivitas yang benar-benar mendukung pemahaman siswa secara mendalam.
Melihat contoh rancangan tersebut, "Dengan UbD, saya lebih terarah dalam merancang pembelajaran Kimia, terutama dalam menekankan konsep penting seperti ikatan kimia atau reaksi asam-basa. Pembelajaran jadi lebih bermakna karena fokus pada pemahaman, bukan sekadar hafalan rumus."
Rancangan Pembelajaran Menggunakan Prinsip Understanding by Design (UbD) untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah disusun sudah sangat baik, semoga dapat diterapkan dengan baik pula serta mendapatkan hasil yang baik pula
Pendekatan Understanding by Design (UbD) memberikan banyak manfaat bagi guru dan peserta didik karena adanya penekanan perencanaan yang sistematis dengan tujuan akhir berupa pemahaman mendalam dan kemampuan transfer belajar.
Dengan pendekatan UbD, pembelajaran menjadi lebih terarah, bermakna, dan berpusat pada siswa. Siswa tidak hanya mengingat, tetapi memahami, merefleksikan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari menyiapkan mereka untuk dunia nyata.
Prinsip-prinsip dalam UbD yang dirancang sangat bagus dan membuat pembelajaran lebih bermakna, berorientasi pada pemahaman, dan aplikatif dalam kehidupan nyata. Model ini sangat cocok untuk era pendidikan modern yang menuntut kompetensi berpikir tinggi, dan kemandirian belajar.
Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa penilaian dalam UbD bersifat otentik dan berbasis kinerja (performance-based assessment).
Siswa dinilai berdasarkan bagaimana mereka menggunakan pemahaman, bukan hanya hasil tes.
sangat bagus untuk diterapkan dikelas.
UbD membantu menciptakan pembelajaran yang bermakna, berorientasi jangka panjang, dan relevan dengan kehidupan siswa. Guru bukan sekadar "pengajar", tapi menjadi perancang pengalaman belajar yang menginspirasi.
Dengan adanya Understanding by Design (UbD) sangat membantu guru dalam merancang pembelajaran dengan penilaian yang bersifat otentik dan berbasis kinerja. Hal tersebut dapat memudahkan guru dalam merancang penilaian sebenarnya di kelas.