Thursday, 3 July 2025

JURNAL PEMBELAJARAN (Mella Yunati) PPG 2025 (Prinsip Understanding by Design (UbD)

 

JURNAL PEMBELAJARAN

Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum)

 

Prinsip Understanding by Design (UbD)

Kelas XI Fase F

MAN 2 Banda Aceh

 

 

 

 

Oleh

 

 

 

Mella Yunati, S.Pd., M.Pd

      NPK: 6951330016075

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PPG BAGI GURU TERTENTU 2025

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

 

 

 

Pembelajaran Understanding by Design (UbD)

 

UbD merupakan suatu pendekatan dalam merencanakan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Understanding by Design (UbD) atau dikenal dengan sebutan Backward Design merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dipelopori oleh tokoh pendidikan Grant Wiggins dan Jay McTighe (2005). Pendekatan ini menekankan pada perencanaan dan menentukan scenario pembelajaran dilalui dengan menentukan dan menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai dan diperoleh terlebih dahulu. Understanding by Design dalam pengembangan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mempermudah dalam merancang proses pembelajaran.

Berikut Langkah-langkah pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design

1.     Menentukan tujuan pembelajaran.

·       Komponen tujuan pembelajaran dapat memuat tiga aspek, yaitu kompetensi, konten dan variasi.

·       Urutan dalam membuat tujuan pembelajaran, yaitu karakteristik mapel, konsep/topik, karakteristik siswa, dan konteks lingkungan pembelajaran.

·       Terdapat dua komponen utama tujuan pembelajaran, yaitu kompetensi dan ruang lingkup materi.

·       Cara merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu rumuskan tujuan pembelajaran langsung berdasarkan CP/ melakukan analisis kompetensi dan lingkup materi pada CP/ lintas elemen pada CP.

Atau bisa juga dengan menggali kata kunci pada CP, gunakan pendekatan teori taksonomi bloom/ tigne dan wiggins (enam bentuk pemahaman), dan Marzano (tiga system domain).

 

2.     Menentukan bentuk asesmen pembelajaran

·       Asesmen as learning (proses pembelajaran), asesmen for learning (perbaikan pembelajaran), dan asesmen of learning (akhir pembelajaran)

·       Terdapat tiga jenis pendekatan asesmen, yaitu asesmen diagnostic (awal pembelajaran), asesmen formatif (proses ‘penilaian diri’, ‘penilaian antarteman’, ‘refleksi metakognitif’, dan asesmen sumatif (evaluasi akhir).

·       Teknik atau metode asesmen, yaitu Teknik observasi, asesmen performa, tes tulis/lisan.

·       Format asesmen (1) instrument, yaitu rubrik, (2) instrument chek list, (3) instrument catatan anecdotal, yaitu observasi murid, (4) observasi.

Pendekatan UbD berlandaskan pada prinsip-prinsip (Wiggins dan Jay McTighe, 2005), yaitu: 1. Merupakan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru sebagai bagian dari tugasnya. 2. Merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa memaknai belajar melalui konsep-konsep utama. 3. Mendorong siswa memaknai pembelajaran secara mandiri melalui bukti kinerja otentik. 4. Perencanaan pembelajaran yang efektif yang dimulai guru menentukan capaian atau tujuan pembelajaran yang dicapai oleh siswa. 5. Guru membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tidak hanya mengajar, guru harus memastikan pembelajaran terjadi dan bermakna bagi siswa. 6. Refleksi berkala terhadap bagaimana pembelajaran dilakukan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan pembelajaran yang efektif bagi siswa. 7. UbD merefleksikan peningkatan yang berkelanjutan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi siswa.

Ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan dalam merencanakan pembelajaran dengan prinsip UbD, yaitu menentukan tujuan pembelajaran, menentukan asesmen pembelajaran, dan merancang aktivitas pembelajaran (Grant Wiggins dan Jay McTighe, 2005).


 

Rancangan Pembelajaran

Menggunakan Prinsip Understanding by Design (UbD) untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

 

INFORMASI UMUM

 

A.   IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun                   :   Mella Yunati, S.Pd., M.Pd    

Satuan Pendidikan               :   MAN 2 Banda Aceh

Kelas / Fase                           :   XI (Sebelas) - F

Mata Pelajaran                    :   Bahasa Indonesia

Pembelajaran 1                    :   Menemukan Tema dan Pesan Dalam Cerpen yang Menginspirasikan Penggubahan Puisi

Alokasi Waktu                      :   3 JP (45 x3)

Tahun Ajaran                       :   2024/2025

 

B.    KOMPETENSI AWAL

Guru menggali pengetahuan siswa mengenai puisi yang ditransformasi dari karya sastra lain, yakni cerpen.

 

C.   PROFIL PELAJAR PANCASILA

Beriman, bernalar kritis, dan kreatif

 

D.   SARANA DAN PRASARANA

1. Gawai                              4. Buku Teks                7. Handout materi (PPT)

2. Laptop                             5. White Board             8. Proyektor

3. Internet                            6. LKPD                       9. Sumber belajar diberbagai platform

 

E.    TARGET SISWA

Siswa mampu memahami materi ajar.

 

F.    MODEL PEMBELAJARAN

Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL) terintegrasi prinsip Understanding By Design (UbD).


 

KOMPONEN INTI

 

A.   TUJUAN PEMBELAJARAN

-Siswa mampu mengubah puisi dengan mentransformasikan cerpen melalui tema dan pesan yang terkandung didalamnya.

·       Siswa menemukan tema pada puisi dan cerpen.

·       Siswa menemukan pesan pada puisi dan cerpen.

·       Siswa menjelaskan pesan puisi (secara inplisit dan eksplisit) berdasarkan nilai terkandung didalamnya.

·       Siswa mengevaluasi persamaan dan perbedaan kedua sastra tersebut

·       Siswa metransformasikan puisi berdasarkan cerpen yang dibaca

 

B.    PEMAHAMAN BERMAKNA

(Pengubahan puisi dari cerpen).

-Siswa berdiskusi mengenai tema dan pesan dari kedua karya sastra tersebut

-Siswa berdiskusi mengenai pengubahan puisi dengan mentransformasikan cerpen melalui tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.

 

C.   PERTANYAAN PEMANTIK

§  Pernahkah kalian membaca puisi?

§  Puisi apa saja yang sudah pernah kalian baca?

§  Apakah kalian mengetahui cerpen dengan judul yang sama?

§  Apakah kalian dapat mengenali kesamaan tema dan pesan dalam kedua karya sastra tersebut? Sebutkan contohnya.

 

D.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

§  Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran secara umum

§  Guru menyampaikan penilaian hasil pembelajaran

§  Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan pendidikan.

§  Untuk mengetahui kemampuan siswa, guru melakukan asesmen awal. Hasil asesmen awal ini dapat digunakan untuk membagi siswa kedalam kelompok belajarnya masing-masing melalui pembelajaran dengan prinsip Understanding By Design (UbD).

§  Guru menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa seperti yang tertera pada indicator ketercapaian kompetensi berdasarkan prinsip Understanding By Design (UbD).

§  Guru menyampaikan cakupan materi secara umum pada materi puisi.

 

 

Kegiatan Inti (90 Menit)

§  Guru membuka pelajaran dengan menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada pelajaran 1 adalah mengubah puisi dengan mentransformasikan cerpen melalui tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.

§  Guru menunjukkan  Teks 1 cerpen “Malaikat Juga Tahu”. Guru mengingatkan siswa agar memberi anotasi pada gagasan atau ide pokok yang ditemukan di dalam cerpen agar memudahkan mengambil simpulan mengenai tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.

§  Guru menjelaskan agar siswa membaca dengan artikulasi yang jelas.

§  Guru mengamati jalannya diskusi dan memberikan pertanyaan terkait tema dan pesan cerita pendek kepada siswa sebagai pemantik diskusi.

§  Guru menunjukkan Teks 2 puisi “Malaikat Juga Tahu”. Guru meminta siswa untuk membaca Teks 2 secara bergantian. Kemudian, Guru meminta siswa bekerja secara berkelompok dengan dua orang temannya saat berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan teks puisi tersebut.

§  Saat siswa berdiskusi, guru mengamati jalannya diskusi dan memastikan semua siswa aktif berpartisipasi.

§  Guru memberikan durasi menyelesaikan bacaan setiap teks dan mengingatkan saat waktu menunjukkan lima menit sebelum berakhir.

§  Setelah waktu untuk melakukan tugas-tugas yang terkait dengan Teks 1 dan Teks 2 dianggap cukup, guru bertindak sebagai fasilitator untuk meminta setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.

Kegiatan Penutup (10 Menit)

§  Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

§  Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

§  Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

§  Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

 

E.    ASESMEN / PENILAIAN

1. Asesmen Sebelum Pembelajaran (Diagnostik) bentuk observasi, dilaksanakan di awal pertemuan

2. Asesmen Proses pebelajaran (Formatif), dilaksanakan pada proses pembelajaran (bentuk presentasi dan bentuk tes tertulis)

3. Asesmen Akhir (Sumatif), dilaksanakan pada akhir bab

 

a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis

b. Bentuk Instrumen: Uraian

c. Kunci Jawaban: (hanya sebagai referensi jawaban)

Soal

1.     Tentukan tema dan pesan dari kedua karya sastra tersebut!

2.     Sebutkan persamaan dan perbedaan kedua karya sastra tersebut!

3.     Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah puisi!

 

Contoh jawaban siswa: (jawaban ini tidak mengikat)

1.     Tema puisi tersebut adalah…., pesan puisi tersebut adalah….

Tema cerpen tersebut adalah…, pesan cerpen tersebut adalah…

2. Cerpen dan puisi “Malaikat Juga Tahu” mempunyai persamaan pada judul, tema cerita dan pesan yang disampaikan penulis. Selain itu, juga persamaan tokoh utama, yakni “Bunda”.

     Perbedaan cerpen dan puisi “Malaikat Juga Tahu” adalah pada tipografi, sudut pandang penulis. dan bahasa yang digunakan. Tipografi puisi menggunakan bait-bait, sedangkan pada cerpen berupa paragraf. Sudut pandang penulis pada puisi menggunakan sudut pandang orang pertama, sedangkan pada cerpen menggunakan sudut pandang orang ketiga. Salah satu perbedaan bahasa adalah penggunakan aku dan kau pada puisi. Pada cerpen, tokoh disebut sebagai orang ketiga dengan menggunakan penyebutan Bunda dan Abang.

3….

 

Rubrik Penilaian (Tema)

Aspek Penilaian

Deskripsi Penilaian

Skor

<40 (kurang)

41-60 (cukup)

61-80(baik)

>81 (sangat baik)

 

Tidak mampu mengidentifikasi tema atau hanya memberikan jawaban yang tidak relevan

Mampu mengidentifikasi tema, tetapi kurang tepat atau hanya menyebutkan tema secara umum tanpa penjelasan.

Mampu mengidentifikasi tema dengan tepat, tetapi belum mampu menjelaskan tema tersebut secara detail atau kurang lugas.

Mampu mengidentifikasi tema dengan tepat dan akurat, serta mampu menjelaskan tema tersebut secara jelas dan lugas.

 

Identifikasi Tema

 

 

 

 

 

Rubrik Penilaian (Pesan)

Aspek Penilaian

Deskripsi Penilaian

Skor

<40 (kurang)

41-60 (cukup)

61-80(baik)

>81 (sangat baik)

 

 

Tidak mampu mengidentifikasi pesan atau hanya memberikan jawaban yang tidak relevan.

 Mampu mengidentifikasi pesan, tetapi kurang tepat atau hanya menyebutkan pesan secara umum tanpa penjelasan.

Mampu mengidentifikasi pesan dengan tepat, tetapi belum mampu menjelaskan pesan tersebut secara detail atau kurang lugas

Mampu mengidentifikasi pesan dengan tepat dan akurat, serta mampu menjelaskan pesan tersebut secara jelas dan lugas.

 

Identifikasi Pesan

 

 

 

 

 

 

Pedoman penilaian Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek 

Nilai

F.    PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Siswa dapat meningkatkan literasi dengan membaca cerpen-cerpen lain dan mendiskusikan tema dan pesan tersebut dengan guru.

 

 

Contoh soal pengayaan:

1.     Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam teks tersebut?

 

Contoh soal remedial:

1.     Pesan moral yang terkandung dalam kedua teks tersebut adalah…

2.     Tema kedua teks tersebut adalah…

3.     Ubahlah teks tersebut menjadi sebuah puisi!

 

G.   REFLEKSI GURU DAN SISWA

Salah satu cara untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dapat dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada Pelajaran 1. Guru dapat menggunakan skala persentase ketercapaian pembelajaran melalui pemetaan jawaban-jawaban siswa. Diharapkan ketercapaian siswa ada pada skala 80%.

JURNAL PEMBELAJARAN (Mella Yunati) PPG 2025 (Prinsip Understanding by Design (UbD) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: melati

12 comments

"Melalui UbD, saya lebih mudah merancang pembelajaran Bahasa Indonesia yang fokus pada pemahaman mendalam, seperti menulis teks argumentatif atau menganalisis cerpen. Tujuan, asesmen, dan kegiatan jadi lebih selaras."

Pembelajaran dengan prinsip UbD ini tentu akan sangat menarik jika diterapkan saat PBM

"Setelah mempelajari prinsip-prinsip dalam pendekatan Understanding by Design (UbD), saya menyadari betapa pentingnya memulai perencanaan pembelajaran dari tujuan akhir (backward design). Pendekatan ini membantu saya lebih fokus pada big ideas dan pemahaman mendalam yang harus dimiliki siswa, bukan sekadar menyelesaikan materi.

Prinsip UbD juga mendorong saya untuk lebih cermat dalam merancang asesmen yang benar-benar mencerminkan pencapaian tujuan pembelajaran. Ini sangat membantu dalam merancang pembelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada transfer pengetahuan.

Dengan UbD, saya merasa proses pembelajaran menjadi lebih terstruktur, karena setiap aktivitas pembelajaran memiliki arah yang jelas dan bermuara pada tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Ke depan, saya ingin lebih konsisten menerapkan tiga tahap utama UbD: mengidentifikasi hasil yang diharapkan, menentukan bukti keberhasilan, dan merancang pengalaman belajar secara sistematis."

UbD membantu saya merancang pembelajaran dengan lebih terfokus pada tujuan akhir. Saya jadi lebih mudah menyusun asesmen dan aktivitas yang benar-benar mendukung pemahaman siswa secara mendalam.

Melihat contoh rancangan tersebut, "Dengan UbD, saya lebih terarah dalam merancang pembelajaran Kimia, terutama dalam menekankan konsep penting seperti ikatan kimia atau reaksi asam-basa. Pembelajaran jadi lebih bermakna karena fokus pada pemahaman, bukan sekadar hafalan rumus."

Rancangan Pembelajaran Menggunakan Prinsip Understanding by Design (UbD) untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah disusun sudah sangat baik, semoga dapat diterapkan dengan baik pula serta mendapatkan hasil yang baik pula

Pendekatan Understanding by Design (UbD) memberikan banyak manfaat bagi guru dan peserta didik karena adanya penekanan perencanaan yang sistematis dengan tujuan akhir berupa pemahaman mendalam dan kemampuan transfer belajar.

Dengan pendekatan UbD, pembelajaran menjadi lebih terarah, bermakna, dan berpusat pada siswa. Siswa tidak hanya mengingat, tetapi memahami, merefleksikan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari menyiapkan mereka untuk dunia nyata.

Prinsip-prinsip dalam UbD yang dirancang sangat bagus dan membuat pembelajaran lebih bermakna, berorientasi pada pemahaman, dan aplikatif dalam kehidupan nyata. Model ini sangat cocok untuk era pendidikan modern yang menuntut kompetensi berpikir tinggi, dan kemandirian belajar.

Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa penilaian dalam UbD bersifat otentik dan berbasis kinerja (performance-based assessment).
Siswa dinilai berdasarkan bagaimana mereka menggunakan pemahaman, bukan hanya hasil tes.
sangat bagus untuk diterapkan dikelas.

UbD membantu menciptakan pembelajaran yang bermakna, berorientasi jangka panjang, dan relevan dengan kehidupan siswa. Guru bukan sekadar "pengajar", tapi menjadi perancang pengalaman belajar yang menginspirasi.

Dengan adanya Understanding by Design (UbD) sangat membantu guru dalam merancang pembelajaran dengan penilaian yang bersifat otentik dan berbasis kinerja. Hal tersebut dapat memudahkan guru dalam merancang penilaian sebenarnya di kelas.

 

Top