maka kembalilah kamu kepada Tuan yang kau pertuan-agungkan, dengan segala siksa dan cela menanahi kerikil mata yang biru. aku tak serumpun batu, patuhi titahmu, tapi aku zarah berhembus kemana angin menyapu daratan. tetap selamanya bahwa biru adalah aku.
banda aceh, 23 des 15